PEMALANG, INIDESA.ID– Sudah 3 pekan, Tempat Penampungan Sementara (TPS) sampah di wilayah perkotaan dan pasar tidak diangkut oleh armada milik Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pemalang.
Akibatnya, sampah menumpuk dan berdampak pada kesehatan lingkungan dan menutup akses jalan.
Kepala DLH Kabupaten Pemalang Wiji Mulyati, Rabu (18/12/2024) menyebut, ada beberapa faktor penyebab sampah yang menumpuk di TPS sampah. Diantaranya pemerintah tidak lagi memiliki akses pembuangan sampah di TPA Pesalakan, Desa Pegongsoran, Kabupaten Pemalang.
Diakui Wiji, sejak TPA Pesalakan di non aktifkan, pemerintah Kabupaten Pemalang kesulitan dalam mengelola sampah yang memiliki ratusan debit sampah per harinya.
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di Desa Surajaya dan pengolahan sampah di desa-desa juga tidak bisa mengatasi sampah secara maksimal.
“Di TPS Terpadu Desa Surajaya belum bisa mengatasi masalah secara menyeluruh, hanya bisa 6 truk saja setiap harinya karena SDMnya kurang,” kata Wiji.
Seharusnya, menurut Wiji, tumpahan sampah di jalan pada TPS di wilayah perkotaan khususnya tidak terjadi jika petugas pengangkut sampah dari rumah tangga dan pasar dilakukan sesuai petunjuk yang benar.
“Jadi saya melihat sendiri bahkan sering tak bilangin itu orang- orang membuang sampahnya ke tengah, jangan dipinggir,’ ucapnya.
Kedepan, menurut Wiji TPA Pesalakan dapat diaktifkan kembali dan rencana pelaksanaan TPA di Desa Purana, Kecamatan Pemalang tetap dilaksanakan.
“Ini kami terus berupaya mencari terobosan dan akan mengaktifkan kembali TPA Pesalakan dan Purana,” tutup Wiji. (Red)