Dari Desa

Mengkudu Herbal Potensi Desa Siap Viral

PROBOLINGGO, INIDESA.ID — Matahari begitu terik, jalanan kampung yang tak begitu ramai, dilewati lalu lalang anak bermain sepeda selepas pulang dari sekolah. Dibahujalan, hamparan buah mengkudu dikeringkan. Ini yang dilakukan Wasi’ah (52) setiap hari. Mencuci dengan bersih, lalu menjemur mengkudu yang telah ia potong – potong hingga kering. Jika musim panas, Wasiah mengeringkannya hanya butuh waktu 10 hari, tetapi jika cuaca mendung membutuhkan lebih dari 20 hari.

Wasi’ah adalah warga asli Desa Sebaung, Kecamatan Gending, Probolinggo, Jawa Timur. Namun, hampir tujuh tahun ia bersama suami bekerja di sebuah pabrik herbal yang dimiliki warga negara Korea di Kawasan Bogor, Jawa Barat.

Sejak 2018 Wasi’ah memutuskan kembali ke Probolinggo sendiri sedang sang suami tetap tinggal, dan rela  bolak – balik ke Bogor – Probolinggo setiap beberapa minggu sekali.

“Saya punya modal ilmu dari majikan saya yang orang Korea itu, selama tujuh tahun saya diajari meracik herbal. Dan disini kan banyak buah mengkudu yang terbuang sia sia, padahal itu obet mujarab.” ujar Wasi’ah.

Menjemur buah Buah Mengkudu

Dari analisa sederhana itu, Wasi’ah mencoba meracik mandiri dengan cara manual dan masih traditional, ia mampu menghasilkan 30-40 botol fermentasi mengkudu setiap bulan, dan 300 pack yang di buat dalam bentuk ekstrak kopi. Namun, dipastkan tergantung faktor cuaca, yang kadang bagus dan tidak menentu.

Aktifitas Wasi’ah  rupanya dilirik dari beberapa dinas terkait, serperti Dinas Perindag dan Parekraf serta Dinas Kesehatan Probolinggo dan Jawa Timur, sehingga beberapa event pameran telah diikutinya.

“Memang ibu Wasi’ah ini cukup mengangkat nama Sebaung, dia sudah kemana-mana, dan kadang kalo ada event – event tertentu saya juga ajak beliau untuk saya kenalkan produk herbalnya,” kata Ugik Arie Harminto, Kepala Desa Sebaung,

Baca Juga :  Gus Halim Apresiasi Desa Sempajaya di Karo Yang Sukses Kelola Dana Desa

Dulu, Wasi’ah mencari dan mengumpulkan buah – buah mengkudu dari beberapa pekarangan yang di miliki warga sekitar, kemudian semakin banyak permintaan dan kebutuhan buah ia bekerjasama dengan beberapa pemasok yang bisa didatangkan kapan saja. karena mengkudu termasuk buah yang tidak mengenal musim.

Fathur Rozi, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Probolinggo, menyambut baik tentang usaha mandiri yang dilakukan Wasi’ah. “Kapan – kapan saya akan datangi dan coba langsung produknya, kalo sudah teregistrasi BPOM, nanti tinggal kita bantu viralkan dan promosikan ke level yang lebih luas,” tegasnya saat di hubungi lewat telpon, Rabu (22/8) malam.

Kini, Wasi’ah memasarkan produk herbalnya melalui aplikasi online, karena sejak Covid 19 banyak toko ‘oleh-oleh’ yang kerap menampung produknya, terpaksa gulung tikar dan sistem pembayaran yang dirasa kurang menguntungkan.

“Banyak yang sering telpon langsung ke saya untuk membeli produk ini, termasuk para dokter dan petugas kesehatan di area Probolinggo dan Jawa Timur ini,” ungkap Wasi’ah sambal memamerkan Kopi Mengkudu yang dulu pernah terverifikasi hingga Kanada dan Australia. (MSN)

Artikel Terkait