Daerah

Tiap Musim Kemarau Warga Desa Mendelem Krisis Air, Kalau Beli Rp 70 Ribu

PEMALANG, INIDESA.ID– Musim kemarau membuat sebagian wilayah terdampak kekeringan dan tak jarang lahan pertanian mulai mengering akibat kekurangan air.

Siklus perubahan cuaca itu pun sering dirasakan masyarakat diwilayah Kecamatan Belik Kabupaten Pemalang dan sekitarnya yang kesulitan air bersih.

Dampak fenomena la Nina yang terjadi pada bulan Agustus hingga Oktober menyebabkan sebagian sumber mata air mulai mengering  termasuk di Dusun Sitopong, Desa Mendelem, Kecamatan Belik.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari warga di dusun tersebut terpaksa harus mencari sumber air bersih yang lokasinya lebih dari 3 kilometer, atau jika yang mampu, warga biasanya membeli dengan jerigen dengan harga Rp 70.000 untuk memenuhi kebutuhan mandi dan cuci.

Masalah itu dirasakan Ripin (45) warga Dusun Sitopong Desa Belik. Ia dan warga lainya merasakan sejak awal bulan Agustus kesulitan untuk mendapatkan air bersih, bak penampung air yang dibangun pemerintah yang biasanya dimanfaatkan warga, kini tidak lagi mengeluarkan air.

“Kekeringan ini sudah mulai terasa sejak pertengahan tahun, dan pada bulan Agustus dampaknya semakin parah. Kami terpaksa mencari air ke desa tetangga atau membeli air satu toren seharga 70 ribu ntuk kebutuhan sehari-hari,” ujar Ripin kepada inidesa.id, Kamis (5/8/2024).

Menurutnya, persoalan kekeringan bukanlah hal baru bagi warga Sitopong, setiap musim kemarau tiba warga harus menghadapi krisis air yang berdampak pada sektor pertanian dan peternakan, aktivitas pertanian warga terhenti, dan peternakan pun ikut terganggu karena pasokan air yang minim.

“Ini memang masalah tahunan yang belum ada solusinya. Kami hanya berharap ke depannya, air bisa lebih lancar dan tidak ada lagi krisis seperti ini,” tambah Ripin. (Ozi)

Baca Juga :  Gercep Polisi Saat Warga Desa Belik Curhat Kekurangan Air Bersih

Artikel Terkait