INIDESA.ID – Suasana di Minggu pagi bulan Mei lalu terlihat lain dari biasanya. Lalu lalang sebagian warga, membawa ‘wadah’ semacam nampan untuk tempat sesuatu. Ini terjadi di lingkungan Padukuhan Blimbingsari, Kalurahan Caturtunggal, Kapanewon Depok, Yogyakarta.
Warga bersiap untuk panen sayur di Kebun Hidroponik yang dikembangkan di ruang publik dan pelataran warga . “Sejak lama kami ingin menciptakan Blimbingsari menjadi kampung hijau yang ada di tengah kota, namun, baru Mei 2024 lalu kami baru tau hasilnya, semua ini pasti ada prosesnya dan nggak ‘ujug ujug’ langsung terlaksana dan berhasil begitu saja . Tujuan dari penanaman sayur hidroponik ini terkait dengan program lingkungan juga, yakni ingin menjadikan Padukuhan Blimbingsari sebagai kawasan Urban Farming yang berbatasan dengan kampus besar Universitas Gajah Mada (UGM) dan beberapa wilayah hotel” kata Robet Poernomo, yang sudah tiga tahun menjabat sebagai Dukuh Blimbingsari. Alur dan detail acara tersebut diceritakan Robet, saat ditemui Selasa (12/8) kemarin dirumahnya.
Kegiatan panen sayur Hidroponik tersebut dihadiri Panewu (Camat) Depok, Lurah Caturtunggal, Kapolsek Bulaksumur , Danramil 11 Depok, serta sekelompok ibu- ibu PKK dan KWT setempat.
Panewu Depok, Wawan Widiantoro mengatakan sangat bangga dengan keberhasilan Padukuhan Blimbingsari dengan program penanaman sayur hidroponik ini. “Se-Kapanewon Depok yg berhasil baru Blimbingsari lho” tandasnya
Dalam panen sayur hidroponik kali ini ada dua jenis sayur yang dipetik, yakni sawi dan selada. Masa tanamnya mulai dari 35 hari. 1 Kilogram jenis sayuran tersebut, terjual dengan harga 20 ribu rupiah yang dijual ke masyarakat. “Jadi ini program dari warga oleh warga”, ungkap Alifah Yuli, Ibu Dukuh, yang sekaligus pengampu PKK dan KWT setempat. “Selain itu kita rencananya akan belajar ‘nandur’ seledri, anggur dan juga membuat kolam lele di masing masing RT” imbuhnya.