GIANYAR – BALI, INIDESA.ID – Suasananya begitu hening diluar, namun ketika sudah memasuki rumah dengan gaya ‘puri’ khas Bali, beberapa perempuan paruhbaya sedang melakukan kegiatan pembuatan tenun. Ada yang bagian menggulung benang, ada pula yang merajut dan menyelesaikan hingga proses akhir.
Aktivitas ini, terekam oleh beberapa smartphone yang digunakan oleh para peserta “Pelatihan Peningkatan Kapasitas Produksi Video Pembelajaran Tingkat Dasar” yang dilaksanakan oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Ini merupakan rangkaian dari acara yang sudah dijadwalkan 9-14 Oktober 2024 di Kabupaten Gianyar, Bali.
Terdapat dua lokasi pelatihan (lokus) di Kabupaten Gianyar, yang pertama adalah lokus yang berada di Kecamatan Tampak Siring yang dilaksanakan di Kantor Desa Sanding. D
ihadiri setidaknya 30 orang peserta, baik dari unsur masyarakat desa maupun pendamping desa yang berasal dari Desa Sanding dan Pejeng Kangin.
Acara di buka oleh Kompiang Ambarayusa, Kepala Desa Sanding yang juga turut aktif dan hadir mengikuti serta menyimak materi yang di berikan oleh para pelatih. “Ini kegiatan yang luar biasa, mengumpulkan anak – anak muda desa untuk belajar digital khususnya video pembelajaran yang mengangkat berbagai potensi dan permasalahan desa, apalagi saya juga aktif di medsos, makanya saya juga inin menyimak biar tambah ilmu dan mengupgrade kemampuan saya yang kebanyakan saya selalu posting di tiktok dan fb.” ujar Kompiang, Perbekel Sanding, sebutan seorang Kades di wilayah Bali.
Selama enam hari, peserta diberikan beberapa materi di kelas dan didampingi saat kegiatan praktek lapangan oleh sejumlah pelatih daerah (Pelatda), diantaranya Adhy Wahyuniawati dan Sang Made Mertaya yang keduanya berasal dari Bali, dan Ikhbal Febrian asal Probolinggo, serta Abdul Malik MSN sebagai pelatih nasional (Pelatnas).
Untuk Lokus yang kedua berada di Kecamatan Payangan, di lokus tersebut kegiatan dilaksanakan di Kantor Desa Melinggih. Sedangkan beberapa pelatih yang bertugas disana adalah Nurul Fauziyyah sebagai Pelatnas serta I Gede Agus Trisna Sujiantara, Ida Ayu Kinanti Trigayanti, serta Holidatul Munawaroh sebagai Pelatda.
Banyak harapan yang tercurahkan oleh para peserta, tulisan pesan, kesan dan harapan sengaja ditulis oleh para peserta, khususnya yang mengikuti di lokus Desa Sanding. Dalam secarik kertas warna-warni, hampir seratus persen mereka menuliskan rasa senang dan kebanggaan mengikuti kegiatan ini serta menginginkan agar dilaksanakan tidak hanya sekali ini saja. Karena kebutuhan digital, dianggap sebagai kebutuhan pokok untuk mendorong dan mengangkat berbagai potensi desa serta dokumentasi kegiatan masyarakat dan adat yang banyak sekali.
Di wilayah Bali, sekitar bulan Oktober ini sedang banyak-banyaknya kegiatan peribadatan, walhasil, beberapa peserta saling bergantian mengatur waktu ibadah dan pelatihan. Meskipun demikian, hasil akhir dari pelatihan lokus Tampak Siring adalah 7 (tujuh) video pembelajaran dari dua desa yang sudah terbagi menjadi 6 (enam ) kelompok unsur masyarakat desa, dan 1 (satu) kelompok dari unsur pendamping desa.
Sebelum rangkaian kegiatan ini ditutup, dilaksanakan review atau nonton bareng yang kemudian setiap video yang selesai ditayangkan akan ditanggapi oleh peserta, dan puncaknya di evaluasi dan diberikan trik dan tips teknik produksi video berbasis smartphone oleh Pelatnas. (MSN)