BANTUL, INIDESA.ID — Seorang polisi di Bantul, DIY, Banit Samapta Sub Sektor Polsek Kretek, Aipda Anto Harmoko, berinovasi memanfaatkan teknologi informasi dalam bidang pertanian. Hal ini dilakukan Anto untuk menjadi daya tarik generasi muda menggeluti bidang pertanian.
Memanfaatkan Google Assistant, Anto (43) yang disela waktu senggangnya bertani melakukan penyiraman sawahnya secara otomatis dan dikontrol dari mana saja. Warga Dusun Samiran, Desa Parangtritis ini berhasil dinobatkan sebagai petani terinovasi tingkat provinsi.
“Inovasi ini dimulai sejak listrik masuk di area persawahan Parangtritis sekitar 2022,” terang Anto Kamis (5/9).
Anto, yang tergabung dalam Gapoktan Ngudi Makmur Samiran, Parangtritis ini, mengaku terinspirasi dari sebuah video YouTube tentang pemanfaatan Google Assistant dalam kehidupan sehari-hari. Dari situlah, dia mendapatkan ide untuk mengadopsi teknologi.
Ide pemanfaatan teknologi informasi diceritakannya berawal dari terbatasnya merawat tanaman di tengah bertugas. Penggunaan teknologi informasi ini sangat membantu dan meringankan pekerjaannya.
Sistem ini juga menghemat biaya produksi dan tenaga. Disebutnya, kehadiran elektrifikasi di lahan pertanian menjadi biaya perawatan tanaman turun hingga 80 persen.
Dengan luasan lahan 300 meter persegi, Anto mengeluarkan biaya sekitar Rp3 juta untuk pengadaan mencangkup smart plug, smart breaker, sprinkle air, pipa, modem internet, dan CCTV.
Sebelumnya dalam proses penyiraman tanaman secara manual menggunakan mesin berbahan bakar minyak, Anto melakukan dua kali, pagi dan malam hari. Demikian juga dengan penggunaan teknologi ini, pola penyiraman tidak berubah.
Penyiraman tetap dua kali, pagi untuk menghilangkan embun dan malam hari sekitar pukul 21.00 WIB untuk menghalau serangan hama tanaman.
“Dulu kalau malam, mesin penyedot saya tinggal sampai mati sendiri kehabisan bahan bakar,” ungkapnya.
Pemanfaatan teknologi informasi ini, Anto berharap ini menjadi daya tarik generasi milenial terjun di pertanian. Menurutnya saat ini dunia pertanian banyak dilakukan para tenaga-tenaga sepuh yang seharusnya purna.
“Perkembangan teknologi sangat pesat, dan saya ingin memanfaatkannya untuk meningkatkan efisiensi serta menarik generasi muda ke bidang pertanian,” tambahnya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul, Joko Waluyo memaparkan program elektrofikasi sudah diterapkan pada lahan-lahan susah irigasi hingga mencapai 3000-an titik.
Tahun lalu ada penambahan sekitar 50 titik, dan tahun ini ada 370 titik lagi yang targetkan elektrifikasi.
“Program elektrifikasi digagas untuk menekan harga komoditas produk hortikultura di pasaran. Dengan elektrifikasi, petani bisa menanam komoditas di luar musim sehingga mampu memenuhi kebutuhan pasar setiap bulannya,” terangnya.
Selain menyasar lahan pertanian pasir pesisir selatan, elektrifikasi diterapkan juga di Kecamatan Imogiri, Pundong, Pleret, Pajangan dan Piyungan. Selain komoditas hortikultura, elektrifikasi juga dikembangkan pada komoditas tembakau.