PEMALANG,INIDESA.ID– Tim pemenangan Pasangan Calon (Paslon) Bupati nomor urut 3 Anom Widiyantoro dan Wakil Bupati Nurkholes, mempertanyakan netralitas penyelenggara Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Pemalang tahun 2024 ini.
“Dalam masa kampanye kemarin kami masih banyak ditemukan baliho yang menggunakan baju dinas di banyak tempat, utamanya di kantor desa, instansi dan tempat lain. Anehnya tidak ada penindakan,” kata Bambang Mugiarto (BM), Jubir Paslon nomor urut 3 Anom-Nurkholes (Annur) usai rapat evaluasi bersama partai pengusung, Minggu sore (24/11/24).
Bambang yang juga Ketua DPD Partai Perindo Kabupaten Pemalang sekaligus partai pengusung Paslon Annur mencatat, penyelenggara Pilkada Pemalang terkesan membiarkan sejumlah dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh paslon tertentu.
Ia mengatakan, paslon petahana pun ada dugaan ancaman kepada para ASN (Aparatur Sipil Negara) dan pegawai non ASN yang memilih berbeda jalan.
“Ancaman mutasi juga dilakukan pada ASN dan non ASN yang memilih jalan berbeda dalam dukungannya,” katanya.
Jubir Annur juga mempertanyakan netralitasnya dalam perhelatan Pilkada di tahun ini.
“Netralitas menjadi hal serius, sebab ada mobilisasi ASN, kepala desa dan perangkat desa diminta mencari suara di TPS sebanyak 50 sampai dengan 150 suara untuk calon tertentu,” bebernya.
Politisasi lainya dikatakan Bambang, yaitu ancaman pencabutan kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) penerima program Bantuan Sosial (Bansos) seperti Program Keluarga Harapan (PKH) dan UHC jika tidak sepaham dalam dukungan Pilkada.
Bambang juga menduga, ada upaya memanfaatkan kekuasaan dalam penggunaan anggaran daerah dalam pemungutan suara yang akan dilaksanakan tanggal 27 November 2024 mendatang.
“Dana-dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemalang, disulap sedemikian rupa untuk kepentingan calon teetentu. Dari pemberian bantuan pada ormas keagamaan, dana optimalisasi pemerintah desa dan yang lainnya diberikan disaat timing-nya dekat masa kampanye,” ucapnya.
Bambang juga menyinggung ketidak netaralan pada lembaga Badan Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Pemalang.
“Berani tidak Baznas Pemalang buka-bukaan. Selama ini akuntabilitasnya seperti apa, peruntukannya kemana,” ujarnya.
Tim pemenangan Annur merasa paslon yang ia dukungnya diserang dengan sejumlah isu miring.
“Kami paslon An-Nur diserang terus dengan berbagai isu. Utamanya isu primordial politik identitas yang berasal dari pendukung paslon petahana,” tambahnya.
“Coba cek, siapa sih paslon yang sesungguhnya bukan penduduk pemalang dengan identitas data kependudukan 3327 dengan kiprah bagi masyarakat di Pemalang sdh begitu lama?,” tutup Bambang.
Diketahui, Paslon Anom-Nurkholes di usung oleh Partai Golkar, Partai Perindo, Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Gelora, Partai Buruh dan Partai Hanura. (red)