BEIJING, INIDESA.ID – Sebanyak tiga belas Kepala Desa (Kades) dari berbagai provinsi di Indonesia kembali diberangkatkan ke Beijing dan Chengdu, China untuk melakukan Benchmarking Study pada 18 – 28 September 2024.
Program studi banding kades ke Tiongkok ini difasilitasi Kedutaan Besar China di Indonesia yang bekerja sama dengan Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT).
Setibanya di China, para Kades dan rombongan Kemendes PDTT yang dipimpin Direktur Jenderal Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi (PPKTrans) Danton Ginting Munthe diterima oleh Wakil Kepala Perwakilan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Beijing Parulian, George Andreas Silalahi, Kamis (19/09/2024).
Parulian menyatakan, China patut menjadi rujukan mengenai keberhasilan dalam membangun desa.
Hal tersebut karena Negeri Tirai Bambu ini sukses mengentaskan kemiskinan absolut dan meningkatkan derajat desa-desa miskin usai merilis paket kebijakan di sektor ekonomi pada dekade 2010-an.
“Mereka lakukan sejumlah paket reformasi mulai sekitar 2013 dan berhasil mengentaskan penduduk absolut itu sekitar 90 juta berhasil diangkat,” kata Parulian melalui rilis yang diterima Inidesa.
Berdasarkan catatan KBRI Beijing, kata Parulian, sekitar ada 128 ribu desa yang miskin dan tertinggal dan sekitar 832 counties atau kabupaten yang tadinya dalam status daerah miskin dan tertinggal itu bisa terangkat.
Salah satu hal yang patut dicontoh dari pembangunan desa di China adalah sistem meritokrasi dan kesinambungan dari pemerintah pusat hingga desa.
Masa pemerintahan di China yang berlangsung lebih lama juga membantu keberlanjutan dari program-program pemerintah untuk pembangunan desa.
Alasan lainnya China jadi rujukan bagi Indonesia untuk membangun desa karena kedua negara punya kesamaan geografis serta sama-sama punya penduduk dengan jumlah banyak.
Danton berharap dengan Benchmarking ini para kepala desa dapat mengimplementasikan keberhasilan desa-desa di China dalam membangun desa dengan memanfaatkan potensi yang mereka dimiliki.
“Kita berharap para kepala desa yang sempat menikmati kesempatan sepeti ini begitu mereka kembali ke daerah masing-masing menyampaikan apa yang didapat dari benchmarking ini,” kata Danton.
Para kepala desa dijadwalkan mengunjungi sejumlah desa meninjau pasar tradisional dan teknologi pertanian, hingga menghadiri festival panen raya selama berada di China.
Berikut adalah 13 desa yang mengikuti program Benchmarking ke China:
1. Kepala Desa Dabulon, Kecamatan Lumbis, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara
2. Kepala Desa Krasak, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah
3. Kepala Desa Bawangan, Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang, Jawa Timur
4. Kepala Desa Darussalam, Kecamatan Panyabungan Kota, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara
5. Kepala Desa Banjarsari, Kecamatan Warunggunung, Kabupaten Lebak, Banten
6. Kepala Desa Jeruk, Kecamatan Kartoharjo, Kabupaten Magetan, Jawa Timur
7. Kepala Desa Kondongia, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara
8. Kepala Desa Kateng, Kecamatan Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat
9. Kepala Desa Randupitu, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur
10. Kepala Desa Kupa-Kupa, Kecamatan Tobelo Selatan, Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara
11. Kepala Desa Soa Sangaji, Kecamatan Kota Maba, Kabupaten Halmahera Timur, Maluku Utara
12. Kepala Desa Kebonagung, Kecamatan Bandongan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah
13. Kepala Desa Palasarigirang, Kecamatan Kalapanunggal, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat